Kembali
Struktur Portfolio UI UX Design Auto Approve
Career
·
3 menit baca

Buat UI UX Designer, bisa dibilang portfolio itu kaya senjata perang utama yang wajib di milikin sama semua designers. Jangan sampe, kamu udah capek ngebuat 1001 malem, tapi gaada hasilnya. Portfolio itu penting, karena jadi jembatan pertama kamu dengan recruiter. Kalau portfolio mu bagus, kamu udah one step ahead.

Fungsi dari portfolio ga hanya sebagai tempat pembuktian kamu sebagai designer, portfolio juga bisa digunakan sebagai wadah buat nunjukin cara berfikir kamu sebagai designer. Karena perannya sangat penting terhadap karir designer, portfolio ini gabisa dibuat asal asalan.

Aku mau share cara dan apa aja yang ngebuat portfolio UI UX bisa langsung auto approve.

Yuk coba kita bahas satu satu..

Kalau ditanya apa aja aspect penting dari portfolio UI UX, jawabannya adalah:

  1. Cara berfikir
  2. Problem Solving
  3. Design Process

Ketiga aspect diatas adalah hal yang paling sering diliat sama recruiter. Dengan adanya 3 aspect ini di dalam portfolio UI UX, recruiter bisa yakin dengan kemampuan mu sebagai designer. Selain 3 aspek yang udah disebutkan tadi, storytelling juga merupakan salah satu aspect penting supaya portfolio UI UX kamu terlihat bagus.

Tapi, gimana caranya buat portofolio UI UX dengan story telling yang bagus?

Kasih tau contextnya

Awali storytelling kamu dengan kasih context dari project yang kamu kerjain. kamu bisa tulis di dalam portfolio mu kaya gini:

  • Nama dari project
  • Deskripsi singkat dari project
  • Goals atau Objective project

Ga hanya ngejelasin dari sisi projectnya, kamu juga bisa jelasin tanggung jawab kamu di project tersebut sebagai apa dan deliverable apa yang kamu berikan.

Problem statement yang jelas

Setelah selesai jelasin context, kamu bisa mulai untuk ceritain problem apa yang ingin kamu selesaikan. Tulis di dalam portfoliomu dengan melakukan highlights ke problem yang mau kamu solve. Ga hanya nge highlights, coba untuk kasih tau darimana problem tersebut berasal dan kenapa ambil problem tersebut.

Misal:“Problem yang ingin saya selesaikan dengan mengerjakan design ini adalah […]. masalah ini saya dapatkan dari hasil saya melakukan […] dan menurut saya kalau masalah ini diambil bisa memberikan/ menghasilkan[…].”

Kalau kamu udah kasih tau context dan problem apa yg mau kamu solve, sekarang adalah tahapan untuk nunjukin gimana cara kamu berfikir. Di tahapan ini, kamu akan nunjukin proses design yang kamu lalui. Apa aja isinya? Mari kita bahas..

Solusi yang ditawarkan

Coba ceritain solusi apa yang kamu dapet dan proses dapetin solusinya gimana.

Kamu bisa coba jelasin lebih dalam cara berfikir dan mendesain yang kamu lalui. Ceritain gimana dan apa aja proses yang kamu lalui sampe akhirnya bisa dapetin sebuah solusi dan kenapa ambil solusi tersebut.

Kalau kamu gunain framework, kasih tau framework apa yang digunain. semisal kamu menggunakan design thinking, kasih tau di setiap prosesnya kamu melakukan dan menghasilkan apa.

Di tahapan ini, kamu bisa taro berbagai macam hasil temuan yang bisa banget buat di highlights untuk nunjukin cara berfikir kamu sebagai designer.

Aku coba kasih beberapa contoh hasil temuan.

Contohnya kaya gini, kamu bisa coba untuk taro hasil pemikiran kamu berupa:

  • User needs dan pain point users, jelasin apa yang sebenernya dibutuhkan sama user dan apa yang sebenernya menjadi sebuah hambatan bagi user.
  • User persona, tokoh fiksi yang di buat dan di dapatkan dari hasil temuan saat melakukan riset.
  • Requirements, kebutuhan bisa menunjang kebutuhan utama users.

Deliverables

Taro dokumen yang masih ada hubungannya dengan portfolio yang kamu buat. Engga cuma di taro, kamu juga harus bisa jelasin dokumen tersebut.

Kalau kamu UX Designer, kamu bisa taro:

  • User flow
  • User stories
  • IA concept
  • Wireframe dll.

kalau kamu UI Designer, kamu bisa taro:

  • UI Explorations
  • UI Final
  • Prototype atau interactions yang ada di design.

Challenges and Impact

Ketika melakukan design, ada ga challenge yang kamu dapetin atau impact yang dihasilkan dari product yang kamu buat. Kalau ada, coba taro di portfolionya. Karena, ini akan jadi nilai tambah.

Ceritain challenges apa yang kamu dapetin ketika mengerjakan project tersebut, gimana cara kamu mentacklenya. Kalau ada impact, kasih tau juga impact apa yang dihasilkan dari productnya.

Save for later designers. Sekarang udah ada bayangan gimana caranya ngebuat portfolio dengan struktur storytelling yang bagus? coba buka dan liat lagi portfoliomu udah bagus atau belum. Kalau belum, ini adalah saat yang tepat untuk level up. Yuk semangat, pasti bisa!

+1

Heading 1

Heading 2

Heading 3

Heading 4

Heading 5
Heading 6

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur.

Block quote

Ordered list

  1. Item 1
  2. Item 2
  3. Item 3

Unordered list

  • Item A
  • Item B
  • Item C

Text link

Bold text

Emphasis

Superscript

Subscript

ARTIKEL LAINNYA
Umur 28 baru mulai?
Umur 28 tahun baru memulai, terlambat kah? Ngasih jawaban ga doang kayaknya kurang membantu. Jadi aku coba jelasin lebih mendalam.
Career
Tinggalkan Fake UI UX Case Study, Coba 5 Ide Alternatif Ini!
Kamu mungkin udah hafal kalo saya sering ulang berkali2 baik di buku maupun di instagram kalo UI UX Portfolio itu senjata
Career